Antioksidan sejak lama dipercaya bisa membantu menjaga kesehatan dan melawan kanker dengan menghilangkan molekul-molekul oksigen yang disebut radikal bebas. Namun, dr Watson berargumen, radikal bebas dalam tubuh juga punya fungsi dalam tubuh, menghilangkannya justru bisa kontraproduktif.
Dilaporkan, antioksidan banyak terdapat dalam sayuran dan buah-buahan, seperti brokoli, bluberi, dan banyak makanan yang dikategorikan dalam makanan sehat.
Menurut dr Watson, radikal-radikal bebas tak hanya membantu mengatur sel-sel rusak, tetapi juga penting untuk mengefektifkan banyak obat kanker, termasuk radioterapi.
Ilmuwan berusia 84 tahun itu juga mengatakan, antioksidan bisa jadi memicu perparah kanker ketimbang mencegahnya.
"Selama saya berfokus mencari obat penyembuh kanker, banyak orang mengkonsumsi suplemen antioksidan dengan nutrisi tambahan sebagai pencegahan kanker, bahkan banyak yang menggunakannya untuk terapi utama. Namun data terkini menunjukkan, kebanyakan kanker yang sudah berada di tahap akhir --sudah tak bisa disembuhkan-- bisa jadi muncul karena si penderitanya mengkonsumsi terlalu banyak antioksidan. Kini saatnya untuk mulai fokus mendalami antioksidan, apakah zat tersebut benar bisa mencegah kanker atau justru memicu kanker," jelas dr Watson.
Ditambahkan dr Watson, saat ini sudah banyak studi yang memfokuskan pada antioksidan --termasuk vitamin A, C, dan E, serta mineral selenium-- tak efektif mencegah kanker perut atau memperpanjang usia hidup seseorang.
Malah ada kemungkinan antioksidan justru memperpendek usia harapan hidup orang yang mengkonsumsinya terlalu banyak, terutama vitamin E. Studi yang diutarakan Watson itu juga mengatakan, walau rasanya enak, buah bluberi tidak melindungi tubuh dari kanker.
Studi dr Watson ini dipublikasikan di jurnal Open Biology.
*Sumber: Beritasatu.com/kesehatan