Sebuah studi di Swedia menunjukkan bahwa beberapa bagian dari vitamin itu diserap oleh tubuh, lalu disekresikan dalam urin sebagai oksalat, satu komponen kunci dari batu ginjal.
Oleh karena itu, mereka menyebutkan para pria yang menggunakan suplemen vitamin C berada pada posisi tertinggi dari risiko penyakit batu ginjal.
“Telah lama diduga dosis tinggi vitamin C dapat meningkatkan risiko batu ginjal,” ujar Pemimpin Peneliti Laura Thomas di Karolinska Institutet di Stockholm.
Thomas dan timnya yang temuannya muncul dalam kedokteran internal JAMA, menggunakan data dari sebuah studi besar pria Swedia yang berusia setengah baya dan tua untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang diet dan gaya hidup mereka, lalu dilacak untuk rata-rata 11 tahun.
Analisis ini melibatkan 907 orang pria yang mengatakan mereka menggunakan secara rutin vitamin C tablet dan lebih dari 22.000 orang yang tidak menggunakan suplemen gizi.
Dari pengguna vitamin C, terdapat 3,4% di antaranya menderita batu ginjal untuk pertama kalinya, dibandingkan dengan 1,8% dari non pengguna suplemen.
Pria yang menggunakan suplemen vitamin C setidaknya sekali sehari memiliki risiko tertinggi pada penyakit batu ginjal. Untuk suplemen yang beredar di Swedia biasanya berisi 1.000 miligram (mg) vitamin C per tablet, sedangkan suplemen vitamin C di Amerika Serikat mengandung 500 mg atau 1.000 mg.
Namun, para peneliti menuturkan karena tidak ada manfaat yang jelas terkait dengan menggunakan dosis tinggi vitamin C maka orang-orang yang memiliki penyakit batu ginjal di masa lalu mungkin akan berpikir ulang untuk mengkonsumsi suplemen tambahan.
“Vitamin C memang merupakan bagian penting dari diet yang sehat, tapi setiap efek vitamin C terhadap risiko batu ginjal cenderung bergantung pada dosis dan kombinasi nutrisi yang dikonsumsi,” ungkap Thomas.