Dikutip dari situs Sleepdex, tubuh memberikan reaksi negatif terhadap segala bentuk kekurangan jam tidur. Baru beberapa jam kurang tidur reaksi yang muncul di antaranya sulit berkonsentrasi, lesu, kekebalan tubuh menurun, hingga tidak bisa berpikir secara normal. Jika sampai seharian seseorang tidak berisitirahat, maka ekses negatifnya jauh lebih besar.
Dalam posisi kurang tidur berlebihan, orang akan mudah marah dan tidak terjaga emosinya karena adrenalin meningkat. Hormon kortisol turut meningkat lebih tinggi dan memunculkan efek stres bahkan depresi. Dia juga bisa berhalusinasi dan tidak mampu memahami kenyataan yang dihadapi.
Di lain sisi, kekurangan tidur membuat peningkatan kadar zat yang menimbulkan efek peradangan pada tubuh seperti IL – 1 , IL – 6 dan TNF. Peradangan atau inflamasi sering dikaitkan dengan terjadinya sejumlah penyakit kronis seperti masalah jantung hingga kanker. Dan, faktor ini berdiri sendiri di luar faktor lain seperti merokok. Sehingga, secara umum tidak ada manfaatnya bagi kesehatan bagi orang-orang yang memutuskan untuk begadang nonstop.
Dalam kasus kekurangan jam tidur, lebih mungkin ditemui lesi pada kulit. Lesi merupakan sesuatu tidak normal yang muncul pada tubuh manusia. Kabar buruknya, denyut jantung orang yang “malas” tidur cenderung tidak teratur. Artinya, kemampuannya untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh tidak maksimal. Padahal, darah membawa oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan setiap bagian tubuh. Selain itu, ketidakteraturan irama denyut jantung dimungkinkan membawa masalah serangan jantung.
Jadi, coba pikirkan baik-baik masalah ini pada kesehatan Anda. Hidup memang di tangan Tuhan. Namun, dengan memberikan kesempatan kepada tubuh untuk beristirahat akan membantu tubuh memberikan dukungan yang lebih baik untuk prestasi Anda. Jika Anda merasa malam ini memang harus tidur, tidurlah! Lupakan sejenak pekerjaan atau berbagai kegiatan hiburan yang ingin Anda nikmati.