Pada 13 Oktober kemarin sebagian orang memeringati Hari Tanpa Bra. Momentum ini konon ditujukan sebagai bentuk kepedulian terhadap payudara wanita dari serangan kanker. Kanker payudara memang menjadi momok menakutkan karena penyakit ini dominan dialami oleh wanita. Terkait masalah “tanpa bra”, ternyata penggunaan bra ada kontribusinya terhadap kemunculan sel tumor di payudara.
Dikutip Tempo dari laman Medical News, bra dapat mendorong kemunculan kanker di payudara jika penggunaannya tidak dibatasi. Pemakai
an bra berjam-jam menjadikan fungsi getah bening untuk mengeluarkan racun di payudara akan terhambat. Akumulasi racun ini dalam jangka panjang dapat memicu pembentukan sel tumor yang berakhir dengan kanker. Oleh sebab itu, tidak disarankan memakai bra terus menerus, apalagi memakai bra yang ketat.
Di lain sisi, menurut temuan Profesor Rouillon dari Centre Hospitalier Universitaire disebutkan, wanita yang tidak pernah memakai bra justru membuat payudaranya lebih indah. Payudara seakan menarik lebih tinggi sekitar 7 milimeter dibanding wanita yang setiap saat menggunakan bra. Meskipun terjadi kontroversi, Rouillon meyakini jika pemakaian bra dalam jangka waktu lama dapat menjadi pemicu kendurnya payudara.
“Ada beberapa manfaat tidak mengenakan bra. Saya lebih mudah bernapas dan tidak merasakan sakit pada pundak,” kata Rouillon.
Sementara itu, salah satu cara untuk mencegah kanker payudara adalah membatasi pemakaiannya. Salah satu caranya tidak mengenakan bra ketika malam hari pada saat akan tidur. Dengan begitu, tubuh diberikan waktu untuk melakukan detoksifikasi pada bagian payudara dan menjadikannya tetap sehat. Pori-pori di payudara tetap bisa bernapas. (sidomi)