Meskipun nyeri perut saat kehamilan seringkali terjadi pada perut bagian bawah, namun serangan nyeri bisa pula terjadi di perut bagian lan.
Dalam kebanyakan kasus, rasa nyeri yang timbul bukanlah masalah serius. Namun untuk sebagian lainnya, rasa nyeri bisa menjadi gejala dari masalah serius.
Oleh karena itu, sangat penting bagi wanita hamil mengetahui hubungan antara kehamilan dan nyeri perut bagian atas.
Penyebab Nyeri Perut
Berikut adalah beberapa penyebab nyeri perut saat kehamilan:
Kehamilan ektopik terjadi ketika embrio berada di luar rongga rahim. Dalam kebanyakan kasus kehamilan ektopik, implantasi embrio terjadi di dalam tuba falopi. Namun, embrio juga bisa berada pada leher rahim, indung telur, atau daerah perut. Jika tidak segera ditangani, kehamilan ektopik bisa menimbulkan perdarahan dan komplikasi lain. Kondisi ini berpotensi mengancam jiwa sehingga memerlukan penanganan segera.
Keguguran banyak dialami pada periode beberapa bulan pertama kehamilan. Jika seorang wanita merasa nyeri di perut diikuti oleh kelemahan dan keluarnya darah, segera hubungi dokter.
Salah satu penyebab utama rasa nyeri di perut adalah preeklamsia yang terjadi selama trimester kedua atau ketiga. Kondisi ini terjadi ketika ibu hamil menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi seiring dengan meningkatnya kandungan protein dalam urin. Preeklamsia menyebabkan perubahan pembuluh darah sehingga organ-organ tertentu tubuh seperti ginjal, otak, dan hati bisa terpengaruh. Kondisi ini juga berdampak negatif bagi plasenta.
Sindrom HELLP adalah gangguan yang biasanya terjadi selama tiga bulan terakhir kehamilan. HELLP merupakan singkatan dari ‘Hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet count’. Saat mengalami kondisi ini, timbul nyeri parah di sisi kanan atas perut. Sindrom HELLP dapat mengarah pada terjadinya preeklamsia. Ibu hamil juga berpotensi mengalami pembekuan darah serta anemia akibat sindrom HELLP.
Kadang-kadang, seorang wanita mungkin merasa kontraksi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Ini bukan merupakan kontraksi yang menandakan akan datangnya kelahiran, melainkan terjadi akibat pengencangan otot-otot rahim pada durasi yang sangat singkat. Kondisi ini biasanya akan hilang dengan sendirinya. Jika masih bertahan, segera konsultasikan dengan dokter.
Nyeri perut parah biasanya akan menyertai saat leher rahim melebar atau mulai mengalami kontraksi sebelum 37 minggu. Gejala ini akan menjadi indikasi persalinan prematur dan memerlukan perhatian medis segera.
Infeksi ginjal biasanya menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan di perut bagian bawah dan daerah panggul, tetapi jika telah menyebar juga bisa menimbulkan ketidaknyamanan di perut bagian atas.
Kantong empedu adalah organ kecil yang menyimpan empedu (cairan pencernaan yang membantu memecah lemak) yang dikeluarkan oleh hati. Selama kehamilan, organ ini tidak bekerja secara efektif dan berpotensi terbentuk batu empedu atau cholelithiasis.
Seorang wanita hamil mungkin merasakan nyeri akut di bagian atas perutnya selama kehamilan karena radang usus buntu yang dipicu oleh pembesaran uterus. Sayangnya, sulit mendeteksi masalah usus buntu selama kehamilan, padahal kondisi ini dapat berakibat fatal jika tidak diobati pada waktunya.
Seiring pertumbuhan janin, ukuran tulang rusuk juga meningkat untuk membantu bayi mendapatkan lingkungan yang sesuai.Perubahan bentuk tubuh dan rusuk mungkin mengakibatkan rasa nyeri di perut.
- Masalah Pencernaan dan Gas
Gas berlebih dan kembung akibat pencernaan yang tidak normal selama kehamilan dapat memicu nyeri.Tekanan ekstra oleh rahim pada lambung dan usus juga merupakan salah satu penyebab nyeri di bagian atas perut.
Saluran pencernaan wanita hamil membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengolah makanan sehingga memicu sembelit dan rasa nyeri di perut.