Pakar bedah saraf RS St Elisabeth Semarang M Amanullah mengatakan hidrosefalus atau akumulasi cairan di dalam otak yang menyebabkan kepala bayi membesar bisa dideteksi sejak dalam kandungan.
“Penyebab hidrosefalus berbagai macam, bisa karena saat pembentukan dan perkembangan embrio terjadi infeksi, bisa karena perdarahan, tumor, dan kelainan genetik,“ katanya saat peresmian Wisma Kasih Bunda di Semarang, Senin (6/1).
Wisma Kasih Bunda merupakan tempat kegiatan pelayanan peduli anak-anak hidrosefalus dan berbagai penyakit lainnya.
Menurut dokter yang telah membantu operasi ratusan anak hidrosefalus di Wisma Kasih Bunda itu, hidrosefalus sebenarnya bisa dideteksi sejak bayi dalam kandungan melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Pemeriksaan USG untuk mendiagnosis bayi dalam kandungan menderita hidrosefalus atau tidak, kata dia, bisa dilakukan saat usia kandungan 6-7 bulan. Akan tetapi, apabila terdiagnosis, memang belum bisa langsung ditangani.
“Kalau di luar negeri bisa dilakukan operasi penyedotan cairan saat bayi masih dalam kandungan. Namun, di Indonesia belum bisa. Operasi baru dilakukan setelah bayi lahir,“ katanya.
Amanullah menjelaskan bahwa operasi hidrosefalus bukanlah operasi pengangkatan seperti halnya operasi tumor, melainkan penyedotan cairan berlebih di kepala, dipompa, dan disalurkan ke rongga perut melalui selang. Keberhasilan operasi bisa mencapai 90%.